![]() |
gambar : |
2. Coba kita alihkan perhatian dari gejala-gejala dan menempatkan diri kita pada masalah yang sesungguhnya, si otak. Kita perlu menguasai tidak saja peralatan rasional pikiran kita, namun juga peralatan pengertian dan sensor pikiran kita. Kita perlu mengerti caranya, dalam jangka panjang, semua menjadi satu dan memungkinkan kita untuk kreatif, produktif dan di atas semuanya, secara konstan bergerak dan mencapai dunia yang tidak dapat diprediksi. Tiba saatnya untuk kembali mempelajari cara kita belajar.
3. Seseorang dapat mempunyai pendapat bahwa di depan tidak ada jurang; namun pada saat orang berjalan di atasnya, kekonyolan pendapat itu nyata.
4. Tidaklah cukup untuk mengatakan bahwa kita mempunyai hak atas pendapat kita, walaupun kita salah, tidak lebih baik daripada mempunyai hak atas tindakan kita, walaupun itu mencelakakan yang lain. Pendapat tidak pernah betul, sebaliknya mereka bertanggung jawab. Setiap opini harus diperoleh dari pengalaman kita, alasan kita, visi kita, atau kombinasi dari semuanya.
5. Setiap opini adalah penutupan, dan seharusnya tidak ada penutupan tanpa pertimbangan matang dan percobaan. Selebihnya dibuat terbuka. Hanya kesombongan besar yang menahan kita dalam ketidakterkendalian, ketidaktelitian, dan opini yang salah.
6. Banyak orang dan perusahaan setia dengan pendapat pertama mereka yang bodoh. Dalam hal ini, hal terbaik yang dapat kita lakukan untuk persiapan pemikiran kita terhadap apa yang ada di depan adalah dengan menyelidiki dan membersihkan opini-opini kita yang tidak diperiksa dan hanya meninggalkan opini-opini yang berdasarkan fakta, rasional, dan bertanggung jawab. Kita perlu ingat bahwa semua opini akan menjadi asumsi/dasar pemikiran.
William
M. Boast, Ph.D & Benjamin Martin
Masters
of Change
Pemimpin
Perubahan
(Bagaimana Pemimpin Besar di Setiap
Abad Berkembang Pesat di Masa yang Bergejolak)
Penerbit:
PT.
Elex Media Komputindo
Jakarta
2001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar